Mengenal apa itu Quiet Quitting
Penamorf - Quiet Quitting baru-baru ini viral di sebuah video Tiktok dengan nama akun @Zaidleppelin. Video tersebut berhasil ditonton setidaklnya lebih dari 3.5 juta views dengan jumlah like hampir setengah juta.
Netizen berkomentar bahwa Quiet Quitting merupakan sebuah kerja yang sesungguhnya. Yang mana tidak terlalu menekan diri sendiri untuk kerja begitu keras sampai menghabiskan hidup untuk pekerjaan.
Trend Quiet Quitting yang ramai dibahas di TikTok ternyata berasal dari dataran Tiongkok. Dimana Quiet Qutiing adalah bentuk protes dari trend kerja 996 .
Trend kerja 996 artinya kerja dari pukul 9 pagi sampai 9 petang selama 6 hari dalam seminggu yang dipopulerkan oleh banyak perusahaan di Tiongkok.
Lantas apa itu Quiet Quitting? apa penyebabnya? dan bagaimana dampak positif dan dampak negatifnya?
Berikut adalah pembahasan detailnya :
Pengertian Quiet Quitting
Dilansir dari Weforum.org, Quiet Quitting bukan berarti berhenti dari pekerjaan (resign). Menurut Zaid Khan (TikTok : @Zaidleppelin), Quiet Quitting adalah trend bekerja dengan tetap melakukan tugas pekerjaan tanpa mengikuti budaya hustle culture.
Hustle culture sendiri menjadi gaya hidup dimana seseorang menghabiskan hidupnya untuk terus bekerja dan bekerja tiada henti. Dengan mengorbankan beberapa aspek. Mulai dari aspek relasi pertemanan, aspek hiburan, bahkan hingga mengorbankan aspek psikologi dan kesehatan.
Apa yang menyebabkan budaya Quiet Quitting muncul?
Dilansir dari Parapuan. Quiet Quitting terlahir dari lingkungan kerja yang tidak bisa membangun hubungan baik antar karyawan (baik itu secara vertikal, karyawan dan atasan maupun horizontal, antar karyawan).
Hubungan kerja yang tidak baik menyebabkan efek beruntun lainnya, diantaranya :
- Kegagalan dan rasa kecewa di tempat kerja
- Lingkungan kerja menjadi toxic
- Kelelahan karena beban kerja
- Bosan pada jobdesk
- Berpikir bahwa bekerja hanya membuat perusahaanlah yang kaya
Tanda-tanda orang melakukan Quiet Quitting :
Di era sekarang, gen-Z dan milenial menjadi bagian dari kontribusi arus informasi. Quiet Quitting meledak di sosial media juga tidak jauh dari peranan mereka. Dimana milenial dan gen-Z menjunjung tinggi kesehatan dan kesejahteraan mental.
Lantas bagaiamana tanda-tanda orang melakukan Quiet Quitting ? Berikut detailnya :
- Menjauhi urusan pekerjaan diluar jam kerja
Yap! Salah satu tanda bahwa orang sedang melakukan Quiet Quitting adalah tidak bisa bekerja diluar jam kerja. Biasanya akan menolak tugas yang diberikan kepada mereka dan memilih untuk mengerjakannya di jam kerja hari esoknya.
Selain itu mereka juga menolak meeting diluar jam kerja. Karena bagi mereka kerja ya harus di jam kerja.
- Datang on time dan pulang on time
Bagi penganut Quiet Quitting, pulang tenggo bukan lah hal yang diharamkan. Pulang tenggo artinya ketika teng atau jam kerja berakhir maka langsung go atau pergi untuk pulang. Quiet Quitting tidak mempraktikan untuk pekerjaan lembur yang menyebabkan orang menjadi stress.
- Menjauhi drama kantor
Drama politik di dunia perkantoran bukanlah hal yang tidak bisa dihindari. Drama kantor merupakan salah satu penyebab kenapa lingkungan kerja menjadi toxic dan membuat orang yang bekerja merasa tidak nyaman.
Orang yang menjalani Quiet Quitting akan menjauh dari drama kantor yang berkepanjangan dan menguras energi demi fokus pada pekerjaan.
- Menerapkan batasan diri
Multi tasking merupakan salah satu penyakit yang membuat seseorang bisa menjadi burnout di saat bekerja. Biasanya selain multi tasking, atasan memberikan beban kerja berlebih hingga lembur panjang.
Alhasil batasan diri juga diterapkan oleh pelaku Quiet Quitting. Mereka ada kemungkinan untuk menyangkal overtime yang menurutnya tidak diperlukan.
Dampak Positif Quiet Quitting
Quiet Quitting memberikan dampak yang positif bagi kalangan pekerja. Mereka akan meraih work life ballance . Yang mana waktu untuk bekerja dan waktu untuk hidup diluar pekerjaan menjadi seimbang.
Selain adanya work life ballance , dampak positif lainnya adalah mental health karyawan tetap terjaga tanpa adanya burnout atau stress karena pekerjaan.
Dampak Negatif Quiet Quitting
Apakah Quiet Quitting ini bisa memberi dampak negatif bagi perusahaan? Jawabannya iya.
Alasannya kenapa? Karena karyawan yang menerapkan Quiet Quitting tidak bisa perform secara maksimal.
Selain itu target perusahaan juga tidak bisa dipenuhi baik secara kuantitas, kualitas, ataupun timing yang ditentukan.
Yap itu dia pembahasan Quiet Quitting. Alternatif dari Quiet Quitting adalah tetap memberikan yang terbaik pada perusahaan dan berkomunikasi secara positif antar karyawan. Selain itu pahami kelola emosi dan stress agar pekerjaan lebih lancar.
Sekian dan terimakasih, semoga bermanfaat.