Penamorf - Halo sobat Pena :) Kali ini admin Pena akan membahas tentang dunia finansial. Bukan tentang berinvestasi atau melunasi utang atau bahkan menambah income. Melainkan tentang beramal atau bersedekah.
Ditengah ekonomi yang gonjang-ganjing , berita lay off dimana-mana, ditambah dengan inflasi dan juga kabar datangnya resesi. Sepertinya beramal tidak menjadi prioritas bagi kebanyakan orang. Karena semua berusaha melipat gandakan kekayaan ditengah kalutnya kondisi ekonomi sekarang.
Lantas apakah beramal itu perlu ? dan apa alasan mengapa beramal itu bagus untuk diri kita?
Nah berikut adalah detailnya mengenai apakah beramal itu perlu dan juga alasan mengapa beramal itu bagus untuk diri kita
Apakah beramal itu perlu ?
Disetiap hasil jerih payah sendiri pada dasarnya ada hak orang lain. Yang mana harus disalurkan kepada pihak yang membutuhkan.
Artinya setiap penghasilan yang didapat tidak sepenuhnya milik kita. Disetiap agama baik itu Nasrani, Islam, Hindu, Budha, beramal memang sudah diatur berdasarkan ajaran yang ada di kitab suci masing-masing.
Dalam agama islam ada istilah seperti zakat dan sedekah subuh. Di agama Nasrani ada istilah persepuluhan. Di agama Buddha ada istilah dana atau berdana. Di agama Hindu ada istilah dana punia.
Semua istilah diatas pada intinya berbagi ke sesama. Terus untuk menjawab apakah beramal itu perlu? jawabanna ya jelas perlu.
Kembali ke agama masing-masing, alasannya kenapa bermalam itu perlu. Dalam islam, beramal itu perlu sebagai salah satu kegiatan teladan sesuai hadits Rasulullah.
Bahwa beramal itu membawa kebaikan di dunia dan di akhirat kelak.
Alasan Beramal itu bagus untuk diri kita
Beberapa ahli dengan latar belakang ekonomi dan psikologi mengatakan, eramal itu bagus bagi orang yang melakukannya.
Berikut adalah manfaat beramal yang menjadikan alasan beramal itu bagus untuk diri kita :
1. Sebagai Kontrol Diri
Salah satu manfaat dari beramal untuk diri kita adalah sebagai kontrol diri. Adakah disini yang selalu menghabiskan uang dengan boros membeli barang?
Kalau mau berhenti dari pola hidup boros, cobalah untuk mengutamakan beramal. Dari beramal itu, ternyata kita bisa memberikan manfaat bagi orang yang benar-benar membutuhkan.
Apalagi kalau beramal langsung kepada orang yang kurang mampu seperti tuna wisma. Suatu saat sifat boros tersebut akan berkurang, karena akan berfikir bahwa uang sebesar apapun bisa berguna untuk orang lain.
2. Merasa lebih bahagia
Manfaat lainya yang menjadi alasan beramal itu bagus untuk diri kita adalah menjadi lebih bahagia. Percaya atau tidak dengan memberi, kita akan merasa lebih berharga.
Apalagi mendengar ucapan terimakasih dari seseorang yang sudah mendapatkan sesuatu dari kita. Terasa hangat di hati. Dan kehangatan itulah yang membuat diri kita menjadi hangat dan bahagia.
3. Beramal tidak membuat miskin
Beramal di waktu yang tepat dan situasi yang tepat tidak akan membuat kita menjadi miskin. Percayalah, bersedekah disaaat kita ikhlas tidak akan membuat kita miskin.
Namun bukan berarti mengamalkan seluruh income kita setiap bulan ke orang yang membutuhkan. Dalam agama Islam cukup 2.5% saja.
4. Mengajarkan untuk budgeting lebih baik.
Beramal akan membuat orang sadar bahwa budgeting itu penting. Mari kita lihat dari sisi stigma sosial yang mengatakan bahwa orang Tionghoa itu pelit.
Padahal orang Tionghoa itu bukan pelit. Melainkan mengatur sedemikian rupa supaya budgeting bisa memenuhi kebutuhan masa sekarang dan kebutuhan masa depan.
Dengan beramal, kita bisa belajar budgeting lebih baik. Caranya? penuhi dulu kebutuhan primer, baru untuk sedekah/beramal minimal 2.5% dari income bulanan, sisanya bebas mau digunakan apapun.