Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ritual Melepaskan untuk memaafkan

Penamorf - Untuk sementara, beberapa postingan blog ini akan ditulis layaknya air mengalir. Jadi persetan dengan tata bahasa yang apik nan estetik. 

Biarkan jari ini mengetik untuk mengeluarkan semua apa yang ada di benak pikiran. Daripada dibiarkan layaknya benang  kusut,  mari uraikan lewat ketikan-ketikan keyboard yang sudah jarang disentuh.

Rasanya hidup dewasa dipaksa terus untuk semangat  dan selalu on fire, badan prima, pikiran positif, tubuh wangi, pikiran mindfullness terus terusan juga capek. 

Sampah hati dan pikiran yang menumpuk  ada harus dibuang sesegera mungkin daripada jadi burnout.  Burnout dampaknya kemana-mana bukan, dari kerjaan hingga tubuh bisa capek sejadi-jadinya. 

 Tentang menyakiti dan disakiti 

Manusia adalah makhluk yang jelas-jelas memiliki perasaan. Yang mana otak lah dalang dari semua perasaan. 

Namun perasaan dalam otak itu selalu dikatakan hasil atau respon dari hati. Mungkin kalau perasaan lagi hancur-hancurnya sesak sampai ulu hati, atau mungkin kalau bahagia menjulang selangit tubuh jadi ringan dan enteng. Hati menjadi simbol cinta, semangat, dan sayang dibelahan dunia manapun. 

Pernahkah kamu merasa disakiti?  tidak mungkin tidak. Tapi pernahkah kamu merasamenyakiti? saya yakin perasaan inijuga kerap kali muncul kalau tindak tanduk kita berlebihan ke orang lain. 

Pernah disadari ga si, kalau ketika kita menyakiti orang lain sebenarnya yang sedang dilakukan adalah mencopy perasaan sakit yang kita punya lalu dilampiaskan kepada orang lain. 

 Di dunia ini tidak ada orang yang tidak pernah menyakiti ataupun tidak pernah disakiti. 

5 Langkah melepaskan untuk memaafkan 

Semua hal yang berkaitan dengan kemelekatan pada dasarnya harus dilepaskan. Termasuk rasa sakit yang melekat pada hati dan isi kepala. Proses pelepasan itu membutuhkan waktu, dan tidak ada yang instan. Langkah-langkah dibawah ini adalah langkah yang pernah admin coba, semoga membantu : 

1. Metode kertas dan pena 

Metode ini adalah metode yang admin sendiri pernah lakukan saat konsultasi dengan psikolog.  Sebenarnya ada nama metodenya, cuma admin lupa jadi yaa admin namakan metode kertas dan pena. 

Tulis semua rasa sakit yang pernah kamu alami diatas kertas. Kalau bisa sambil ingat kejadiannya dan  hal-hal apapun yang ingin kamu sampaikan kepada orang yang menyakitimu. 

Setelah pesan pesan itu kamu tulis,  robek-robek kertas tersebut. Hancurkan sampai emosimu itu lepas semua. Terserah mau kau injak tulisan itu, kamu robek sampai menjadi bubur kertas, atau yang lain. 

2. Embrace your feeling

Ketika kamu  merasakan sakit, pasti ada titik dimana merasa tidak terima. Kamu berhak untuk merasakan sedih, marah, atau kercewa. 

Banyak cara untuk melampiaskan perasaan-perasaan yang kadang dirasa tidak karu-karuan. Kamu boleh menangis, boleh menjauh, boleh merobek kertas. 

Asalkan jangan menyakiti diri sendiri dengan mengisolasi diri, melukai diri sendiri, ataupun hal yang merugikan diri sendiri. Pokoknya jangan. 

3. Ambil banyak sudut pandang dari sisi pelaku 

Dari sisi kamu yang tersakiti, kamu adalah orang yang menjadi korban. Pernah kah mau ambil  pandangan si pelaku. 

Dia melakukan itu karena dulu bisa jadi adalah korban, atau bisa jadi kamu kurang memberikan perlawanan. Atau bisa jadi karena memang dia si bangsat yang emang bangsat aja. 

4.  Evaluasi diri

Kejadian yang tidak mengenakan sudah pasti ada. Ada aja yang nguji dan kadang bikin ruwet. But, urusan sama manusia memang kadang seperti itu. 

Ketika terjadi hal yang terasa menyakitkan, mari berkaca. Apakah kita juga pernah menjadi pelaku? apakah kita pernah menyakiti seseorang tanpa tidak sadar. 

5. Cari dukungan

Ingat bahwa Tuhan dan semesta tidak akan pernah bersama orang yang  jahat. Kalau kau menjadi korban, ingat bahwa mencari dukungan itu penting untuk menghapus rasa sakit itu. 

Dukungan bisa dari teman, bisa dari keluarga, bisad dari manapun. Disetiap sujud, setiap kamu ikut ibadah di gereja, dukungan Tuhan itu selalu hadir. 

Carilah dukungan dari berbagai arah. Supaya proses memaafkanmu itu tidak setengah-setengah. 

Hidup adalah hidup. Nafas adalah nafas. Langkah adalah langkah. Sakit  bisa saja karena kita salah menyikapi, mau tak mau memaafkan adalah jalan keluar. Untuk melepaskan, untuk  lepas dari kemelekatan.j